Jumat, 23 Maret 2012

konsep dasar pemetaan tema

KONSEP DASAR PEMETAAN TEMA
A.Pengertian Pemetaan Tema Dalam Pembelajaran Tematik
pemetaan tema adalah suatu kegiatan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh dan utuh semua standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator dari berbagai mata pelajaran yang dipadukan dalam tema yang dipilih. Pembelajaran tematik merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan materi pengajaran dan pengalaman pelajar melalui keterpaduan tema. Tema menjadi pengikat keterkaitan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.Contoh  Kegiatan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh dan utuh semua standart kompetensi, kompetensi dasar dan indikator dari berbagai mata pelajaran yang dipadukan dalam tema yang dipilih. Kegiatan yang dilakukan adalah :
1. Penjabaran standart kompetensi dan kompetensi dasar kedalam indikator
  • Dalam mengembangkan indikator perlu memperhatikan hal-hal berikut :Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik.
  • Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran.
  • Dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan dapat diamati.

2. Menentukan tema
Dalam menentukan tema yang bermakna, kita harus memperhatikan dan mempertimbangkan pemikiran konseptual, pengembangan keterampilan dan sikap, sumber belajar, hasil belajar yang terukur dan terbukti, kesinambungan tema, kebutuhan siswa, keseimbangan pemilihan tema, serta aksi nyata, antara lain :
  • Pemikiran konseptual, tema yang baik tidak hanya memberikan fakta-fakta kepada siswa. Tema yang baik bisa mengajak siswa untuk menggunakan keterampilan berpikir yang lebih tinggi.
  • Pengembangan keterampilan dan sikap. apakah tema yang sudah disepakati bisa mengembangkan keterampilan siswa. Misalnya, keterampilan berfikir, berkomunikasi, sosial, eksplorasi, mengorganisasi, dan pengembangan diri. Pembentukan sikap juga harus bisa di akomodasi dalam pilihan tema, seperti sikap menghargai, percaya diri, kerja sama, komitmen, kreativitas, rasa ingin tahu, berempati, antusias, mandiri, jujur, menghormati dan toleransi.
  • Kesinambungan Tema. Kath Murdock (1998) dalam bukunya Clasroom Connection-Strategies for Integrated Learning menjelaskan bahwa tema yang baik bisa mengakomodasi pengetahuan awal yang dimiliki siswa sebelum belajar tentang sesuatu yang baru. Pengetahuan awal itu tentu sudah dipelajari siswa sebelumnya.
  • Materi Belajar Utama dan Tambahan. Materi dan sumber pembelajaran tematik biasa kita bagi menjadi dua sumber dan materi, yaitu utama dan tambahan. Contoh sumber atau materi belajar utama adalah para ahli atau orang-orang yang mempunyai profesi atau kompetensi dasar dalam bidang terentu, tempat-tempat yang bisa dipelajari, suasana belajar didalam kelas, lingkungan, komunitas, dan kesenian. Sedangkan musik, materi audio visual, literature, progam computer, dan internet adalah sumber materi pembelajaran tambahan bagi siswa. Dengan demikian, pemlihan tema harus juga memperhatikan kesediaan kedua sumber belajar itu.
  • Terukur dan Terbukti, Guru juga perlu memperhatikan hasil pembelajaran apa yang akan siswa capai dalam pembelajaran tematik. Apa yang bisa siswa kerjakan dalam proses pembelajaran tematik. Perlu juga menunujukkan bukti-bukti itulah yang dinilai guru dan dicatat sebagai bukti bagaimana siswa menguasai tema yang diajarkan. Yang pada akhirnya akan dijadikan bahan evaluasi dan laporan kepada orang tua siswa.
  • Kebutuhan Siswa, dalam memilih tema, guru perlu memperhatikan kebutuhan siswa. Apakah tema yang kita pilih bisa menjawab kebutuhan siswa. secara kognitif, Gardner (2007 ) dalam bukunya Five Minds For The Future menyebutkan bahwa manusia pada era informasi ini harus dibekali lima cara berfikir, yaitu : pikiran yang terlatih, terampil, dan disiplin, pikir mensintesis; pikiran mencipta; pikiran merespek, dan pikiran etis. Apakah tema yang dipilih sudah bisa membekali siswa dengan lima cara berfikir untuk masa depan. Kebutuhan siswa yang lain bisa juga dilihat melalui perkembangan psikologi (imajinasi), perkembangan motorik, dan perkembangan kebahasaan siswa.
  • Keseimbangan Pemilihan Tema. Seperti telah dijelaskan diatas bahwa pembelajaran yang cocok dengan pembelajaran terpadu adalah pembelajaran tematik. Dalam satu tahun pembelajaran biasanya siswa bisa mempelajari 5-6 tema. Para guru hendaknya bisa memilih tema yang bisa mengakomodasi mata pelajaran bahasa, ilmu sosial, lingkungan, kesehatan, dan sains saja, tetapi tema-tema lain yang bervariasi.
  • Aksi Nyata. Pembelajaran tematik hendaknya tidak hanya mengembangkan pengetahuhan dan sikap siswa, namun juga bisa membimbing siswa untuk melakukan aksi yang bermanfaat. Aksi yang dilakukan siswa akan memperkaya siswa dengan pengetahuan lain serta memberikan dampak bagi kehidupan orang lain dan lingkungan dimana siswa hidup.

3. Identifikasi dan analisis standart kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator.
Lakukan identifikasi dan analisis untuk setiap standar kompetensi, kompetensi dasar dan indicator yang cocok untuk setiap tema sehingga semua kompetensi, kompetensi dasar dan indikator terbagi habis.

B.Cara Menentukan Tema
Peserta didik kelas satu, dua, dan tiga berada pada rentangan usia dini yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik) sehingga pembelajarannya masih bergantung kepada objek-objek konkrit dan pengalaman yang dialaminya. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa pembelajaran tematik diberikan kepada anak kelas I – III MI. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran di MI kelas I – III yang terpisah untuk setiap mata pelajaran, akan menyebabkan kurang mengembangkan anak untuk berpikir holistik.

Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada peserta didik. Sedangkan tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan.
menentukan tema dapat dilakukan dengan cara lain yaitu :
Guru mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam masing-masimg mata pelajaran, dilanjutkan menentukan tema yang sesuai dan menetapkan terlebih dahulu tema-tema pengikat keterpaduan baru melakukan pemetaan tema.
penentuan tema dapat di tempuh dengan prosedur yang dikemukakan oleh Subroto dan Herawati (1978 ) sebagai berikut :
  • Menumbuhkan minat siswa siswi pada suatu tema.
  • mempertimbangkan sumber-sumber bila diperlukan. Bila perlu guru mempersiapkan rencana antisipasi misalnya karyawisata.
  • Mengidentifikasi apa yang tela diketahui telah diketahui oleh siswa-siswi dan apa saja yang ingin diketahui.
  • Menentukan fokus pada tema tertentu, pemahaman, nilai-nila, pengetahuan, atau sikap.
  • Menentukan cara-cara melakukan explorasi pertanyaan-pertanyaan dan mempertimbangkan ketrampilan-ketrampilan yang harus dimiliki siswa-siswi.
C. Primsip Pengembangan Dan Pemilihan Tema.
Tidak semua mata pelajaran harus dipadukan.Dimungkinkan terjadi penggabungan kompetensi dasar lintas semester
Kompetensi dasar yang tidak dapat dipadukan, jangan dipaksakan untuk dipadukan. Kompetensi dasar yang tidak bisa diintegrasikan dibelajarkan secara tersendiri.
Kompetensi dasar yang tidak tercakup pada tema tertentu arus tetap diajarkan naik melalui tema lain maupun disajaikan secara tersendiri.
Kegiatan pembelajaran ditekankan pada kemampuan membaca, menulis, dan berhtitung, serta penanaman ilai-nlai moral.
Tema-tema yang dipilih disesuaikan dengan karkateristik siswa, minat dan lingkungan, dan daerah setempat.
Menurut Tim pusat kurikulum dari Depdiknas dalam menentapkan tema perlu memperhatikan beberapa prinsip yaitu:
  • memperhatikan lingkungan yang terdekat dengan siswa-siswi.
  • Dari yang termudah menuju yang sulit.
  • Dari yang sederhana menuju yang komplek.
  • Dari yang kongkrit menuju yang abstrak.
  • Tema yang dipilih harus memungkinkan terjadinya proses berfikir pada diri siswa-siswi.
DAFTAR PUSTAKA
Lapis PGMI